Kamis, 16 Februari 2012

makalah sosialisasi politik

MAKALAH
SOSIALISASI POLITIK
 “ SOSIALISASI POLITIK  “



Dosen: El Fahmi Lubis, M.pd
Disusun oleh kelompok 1:

1.     Deni Eka Saputra     NPM:1021180022



Program Studi Pendidikan kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran allah SWT atas karunianya sehingga mampu menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kepada dosen pembimbing juga kami ucapkan terima kasih karena telah membantu memberikan bimbingan dalam pembuatan karya tulis ini yang berjudul “ sosialisasi politik “.
Makalah ini berisi tentang sosialisasi politik. saya sebagai penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dengan  baik bagi pembacanya, terutama bagi mahasiswa PPKN dalam  mata kuliah sosiologi politik.
Kami juga menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pemnbuatan makalah ini sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.


















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................................................................1
Rumsan Masalah........................................................................................................................1
Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN
Konsep sosialisasi politik...........................................................................................................2
Proses dan agen sosialisasi politik.............................................................................................3
Tahapan sosialisasi politik.........................................................................................................5
Sosialisasi politik pada berbagai tipe masyarakat.....................................................................6
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10






 BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak pandangan atau pendapat dari para ahli ilmuwan antara lainnya yaitu Sosialisasi politik menurut Almond ( Mochtar Mas’oed dan Colin Mac Andrew’s, 2001 ) adalah bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartsipasi dalam sistem politiknya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik pokok permasalahan untuk di analisis dan dikaji dalam pembuatan makalah ini. Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Konsep sosialisasi politik
b.      Proses dan agen sosialisasi politik
c.       Tahapan sosialisasi politik.
d.      Sosialisasi politik pada berbagai tipe masyarakat
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mempelajari dan mengetahui bagaimana ilmu yang sangat berguna yang bisa di dapatkan dalam materi ini. Materi tentang sosialisasi ini kami buat sebagai acuan serta motivasi dan semangat mahasiswa dalam belajar, supaya bisa berguna pada diri mahasiswa tersebut serta supaya bisa menciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman. Agar mahasiswa paham akan tata cara bersosialisasi politik dikalangan apapun. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa sosialisasi politik itu perlu di sosialisasikan di kalanganh keluarga, sekolah bahkan masyarakat primitif sekalipun.

BAB II
PEMBAHASAN
Konsep sosialisasi politik
Istilah sosialisasi oleh para ilmuwan sosial diartikan sebagai cara bagaimana anak di perkenalkan pada nilai-nilai dan sikap yang dianut masyarakat, serta bagaimana mereka mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa ( Mas’oed, 2001 ). Menurut Michel Rush dan Philip Althoff ( 2005 ) menyatakan, ada beberapa segi penting dari sosialisasi, antara lain :
1.      Sosialisasi secara Fundemental, merupakan proses hasil belajar, belajar dari pengalaman
2.      Hasil belajar itu berupa tingkah laku indinidu yang mencakup batas-batas y ang luas, khususnya mnegenai pengetahuan atau informasi, motif atau nilai-nilai dan sikap-sikap.
3.      Sosialisasi itu tidak terbatas pada masa anak-anak atau remaja saja, melainkan berlangsung sepanjang kehidupan.
Sosialisasi politik menurut Almond ( Mochtar Mas’oed dan Colin Mac Andrew’s, 2001 ) adalah bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartsipasi dalam sistem politiknya.
Hybert Hyman ( Rush dan Althoff, 2005 ) memberi batasan bahwa sosialisasi politik sebagai proses dengan mana sikap dan nilai politik ditanamkan kepada anak sampai mereka dewasa dan orang-orang dewasa direkrut kedalam peranan tertentu (Rush dan Althoff, 2005).
Fred T. Greentein dalam Intenational Encylopedia of the social sciences mengemukakan batsan sosialisasi politik secara sempit dan luas. secara sempit sosialisasi politik diartikan sebagai penanaman informasi politik yang sengaja,  nilai-nilai dan praktik yang oleh badan instruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung jawab ini. Sedangkan secara luas adalah semua usaha mempelajari politik, baik formal maupun informal disengaja atau tidak direncanakan pada setiap siklus kehidupan dan termasuk didalamnya tidak hanya secara eksplisit masalah belajar politik saja, akan tetapi juga secara nominal belajar bersikap nonpolitik mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan (Rush dan Althoff, 2005).
David Easton dan Jack Denis memberikan defenisi yang lebih singkat menurutnya sosialisasi politik adalah suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah lakunya (Rush dan Althoff, 2005).
Berdasarkan berbagai batasan diatas Rush dan Althoff (2005) menyimpulkan dan sekaligus menyederhanakan pengertian sosialisasi politik sebagai proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tannggapan dan reaksinya terhadap gejala politik.
Menurut Almond  ada dua hal penting yang perlu diperhatikan :
1.      Sosialisasi berlangsung secara terus menerus selama hidup seseorang. Pengetahuan, sikap-sikap dan nilai-nilai yang berbentuk pada masa anak-anak akan bisa terus berubah dan berkembang selama hidupnya seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh.
2.      Sosialisasi bisa dalam wujud transmisi dan pengajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika sosialisasi melibatkan komunikasi informasi, nilai-nilai dan perasaan politik secara eksplisit maka sosialisasi ini bersifat langsung.

Proses dan agen sosialisasi politik
     Beberapa lembaga atau agen sosialisasi politik secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Keluarga
Pengaruh kehidupan keluarga baik langsung maupun tidak langsung sebagai lembaga sosialisasi pertama yang dialami seseorang sangat kuat dan kekal. Pengaruh yang paling jelas dari keluarga ini adalah dalam hal pembentukan sikap terhadap wewenang kekuasaan.
2.      Sekolah
Orang terpelajar lebih sadar terpengaruh pemerintah terhadap kehidupan mereka, lebih memperhatikan kehidupan politik, lebih banyak memperoleh informasi tentang proses politik, dan lebih komponen dalam tingkah lakun politiknya. Sekolah memberikan pengertian pada kaum muda tentang dunia politik dan peranan mereka didalamnya. Sekolah juga merupakan saluran pewarisan nilai dan sikap masyarakatnya.
3.      Kelompok pergaulan
Meskipun sekolah dan keluarga merupakan sarana yang paling jelas dalam proses sosialisasi, ada juga beberapa unit sosial lain yang biasa membentuk sikap politik seseorang. Salah satunya adalah kelompok pergaulan, termasuk kelompok bermain dimasa anak-anak, kelompok persahabatan dan kelompok kerja yang kecil, dimana setiap anggotanya mempunyai kedudukan yang relatif sama dan saling memiliki ikatan yang erat.

4.      Pekerjaan
Pekerjaan dan organisasi-organisasi formal maupun nonformal yang dibentuk berdasarkan lingkungan pekerjaan itu, seperti serikat buruh, klub sosial dan semacam itu juga merupakan saluran komunikasi informasi dankeyakinan yang jelas.
5.      Media massa
Masyarakat Modern tidak dapat hidup tanpa komunikasi yang luas, cepat dan secara umum seragam. Di era globalisasi, informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dimana saja didunia segera menjadi pengetahuan umum dalam beberapa jam saja.
6.      Kontak-kontak politik langsung
Meskipun pandangan terhadap sisitem politik yang telah ditananmkan oleh keluarga-keluarga atau sekolah begitu positif, tetapi apabila kenyataan dalam masyarakat sangat berbeda dan cendrung negatif, seperti adanya diskriminasi oleh partai pemerintah, adanya kesenjangan ekonomin maka pandangan terhadap dunia politik sangat mungkin berubah. Artinya, kontak-kontak langsung dengan pemerintah, lembaga politik, dan kehidupan politik sangat mempengaruhi sikap dan prilaku politik individu dan kelompok-kelompok untuk tetap setia atau tidak, bersedia mendukung atau tidak terhadap sistem politik, pemerintah, atau partai politik yang semula didukungnya.
     Jadi sosialisasi politik adalah proses yang berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi diantara kepribadian individu dengan pengalaman politiknya yang relevan. Pengalaman tersebut tidak perku khas bersifat politik, akan tetapi pengalaman tersebut disebut relevan karena memberi bentuk terhadap tingkah laku politiknya.


Proses dan agen sosialisasi politik
     Tahapan sosialisasi politik yang dimaksud dalam kegiatan belajar ini adalah fase-fase sosialisasi politik yang dialami manusia sepanjang hidupnya,yang dalam pembahasan ini adalah pada masa anak-anak dan anak remaja,serta pada masa dewasa.
A.    Sosialisasi politik pada masa anak-anak dan remaja
     tahapan perkembangan sosialisasi politik pada anak-anak dan remaja diantaranya dapat ditemukan dari hasil riset yang dilakukan frank dan elizabeth estvan serta david easton dan robert hess (rush dan althoff,2005 ).dalam buku the childs word,frank dan elizeth estvan menjelaskan bahwa anak-anak secara berangsur-angsurmenyadari lingkungannya ke arah yang lebih besar.seiring dengan bertambahnya usia,anak-anak juga semakin bertambah tanggap dalam mereaksi situasi-situasi khusus dan seluruh pandangan mereka menjadi semakin berpautan dan semakin total, berbeda dengan sebelumnya yang masih bersifat terpisah-pisah dan terbatas.
     Temuan lain menunjukkan bahwa lingkungan merupakan faktor penting dalam sosialisasi politik. Hal ini ditunjukkan oleh pengetahuan sangat berbeda antara anak-anak yang berasal dari kota dengan anak-anak yang berasal dari desa tentang gedung capitol.
     Sosialisasi pada masa anak-anak sangat dipengaruhi oleh peranan keluarga. Sebagaimana diketahui dan dijelaskan didepan bahwa keluarga merupakan agen sosialisasi yang penting dan paling awal.robert lane mengemukakan bahwa terdapat tiga kepercayaan politik yang dapat diletakkan melalui dan dalam keluarga,yaitu antara lain:
1.      Dengan indoktrinasi terbuka dan indoktrinasi tertutup
2.      Dengan jalan menempatkan anak dalam satu konteks sosial khusus
3.      Dengan jalan membentuk kepribadian anak.

B.     Sosialisasi politik masa dewasa
     Sosialisasi politik pada masa dewasa merupakan kelanjutan atau merupakan suatu yang berbeda dari masa sebelumnya. Secara logika sikap dan tingkah laku politik dimasa depan dapat ditentukan dimasa-masa yang lebih muda, walupun sering kali terjadi interaksi di masa dewasa turut dan sangat memberikan peran yang cukup penting. Sebagai contoh badan legislatif mengalami proses sosialisasi segera sesudah pemilihan dan tingkah laku legislatif berikutnya sebagian ditentukan oleh pengetahuan, niali-nilai dan sikap mereka seperti yang ada terdapat sebelum pemilihan, dan sebagian lagi oleh pengalaman-pengalaman mereka semasa menjadi anggota badan legislatif, ditambah dengan reaksi mereka terhadap lingkungan baru di dalam lembaga legislatif.
Sosialisasi politik pada berbagai tipe masyarakat
A.    Sosialisasi politik pada masyarakat demokratis
     Sosialisasi politik tidak pernah benar-benar berhenti. Begitu kita lihat dalam kelompok dan peranan sosial baru, berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Bergeser ke atas  dan ke bawah dalam jenjang tangga sosial dan ekonomi, menjadi orang tu, mendapatkan atau menghilangkan pekerjaan, bertambah umur. Semua pengalaman ini cendrung untuk merubah persepsi politik sekarang. Sosialisasi berfungsi untuk mempertahankan atau merubah orientasi, nilai-nilai, sikap-sikap dan tingkah laku politik. Sosialisasi politik tergantung  pada rezim yang berlangsung pada saat sosialisasi itu berlangsung.
B.     Sosialisasi politik pada masyarakat totaliter
     Negara totaliter adalah negara berusaha untuk mengontrol semua aspek kehidupan masyarakatnya. Dalam negara demikian ideologi negara menjadi basis resmi bagi semua tindakan dan aktivitas. Sosialisasi politik tidak dapat mencari salurannya sendiri.
     Peralihan dari non-totaliter kepada totaliter menggambarkan adanya perbedaan yang terdapat dalam sosialisasi politik.
C.    Sosialisasi politik pada masyarakat berkembang
     Negara-negara berkembang pada umumnya adalah negara-negara bekas koloni atau jajahan negara-negara barat.pada saat penjajahan berlangsung negara-negara kolonial tersebut memperkenalkan lembaga-lembaga politik barat, birokrasi, kubudayaan, dan pendidikan. Persamaan dalam sosialisasi politik antara negara-negara berkembang dan negara-negara demokrasi modern adalah dalam hal identifikasi partai, penelitian terhadap sosialisasi politik dijamaika menemukan identitas partai yang kuat dikalangan anak-anak sekolah, dimana anak-anak dari kalangan tertentu berkecenderungan pada partai-partai tertentu dan anak-anak lain berkecenderungan pada partai lainnya.
     Le vine selanjutnya mengemukakan bahwa ada 3 faktor penting dalam sosialisasi politik ditengah masyarakat yaitu :
1.      Pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang dapat melampaui kapasitas mereka yang memodernisir keluarga tradisonal lewat industrialisasi pendidikan.
2.      Sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan dan nilai-nilai tradisional antara jenis-jenis kelamin sehingga kaum wanita lebih erat terikat pada nialai tradisional.
3.      Pengaruh urbanisasi, yang selalu dianggap sebagai satu kekuatan perkasa untuk menumbangkan nilai-nilai tradisional, paling sedikitnya secara parsial juga terimbangi oleh peralihan dari nilai-nilai kedalam perkotaan, khususnya dengan pembentukan komunitas-komunitas kesukuan dan etnis di daerah ini.
     Le vine akhirnya menyimpulkan bahwa adalah menyesatkan untuk menganggap nilai-nilai tradisional sebagai sesuatu yang harus dimusnahkan atau diganti. Seharusnya hal ini bisa dikombinasikan dengan lembaga-lembaga baru dan pola tingkah laku yang baru.
D.    Sosialisasi politik pada masa primitif
      Dalam masyarakat primitif peranan sosialisasi sangat jelas, yaitu untuk menegakkan tradisi-tradisi kemasyarakatan yang kuat, yangt menetapkan struktur dan peranan masyarakat.walaupun terdapat perbedaan dalam sosialisasinya, masyarakat primitif tidak mengenal diferensiasi seperti yang terdapat dalam masyarakat modern yang kompleks. Sosialisasi politik merupakan satu bagian integral dari kegiatan mempelajari peranan kemasyarakatan pada umumnya dari pada peranan politik pada khususnya. Proses sosialisasi pada masyarakat primitif banyak sekali perbedaannya, tetapi pada umumnya memiliki ciri-ciri umum tertentu yang sama.







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
     Menurut Michel Rush dan Philip Althoff ( 2005 ) menyatakan, ada beberapa segi penting dari sosialisasi, antara lain :
4.      Sosialisasi secara Fundemental, merupakan proses hasil belajar, belajar dari pengalaman
5.      Hasil belajar itu berupa tingkah laku indinidu yang mencakup batas-batas y ang luas, khususnya mnegenai pengetahuan atau informasi, motif atau nilai-nilai dan sikap-sikap.
6.      Sosialisasi itu tidak terbats pada masa anak-anak atau remaja saja, melainkan berlangsung sepanjang kehidupan.









DAFTAR PUSTAKA
Komarudin dkk, 2007, sosiologi politik, Universitas Terbuka: jakarta

1 komentar:

  1. bang gua copas yeh untuk tugas pkn nih...
    makasih nih sebelumnya

    BalasHapus